Selasa kemaren (13/3/2007), Bossnya BIN bilang, dia pengen Hambali bisa diperiksa oleh petugas kepolisian Indonesia. Hambali yang saat ini "katanya" sedang ditahan di Guantanamo, salah satu lokasi penjara kejam milik Amerika. Hambali yang ditangkap di Thailand ini (katanya lagi nih), memang tidak dizinkan oleh Amerika untuk dibawa ke Indonesia, walaupun si Hambali,kalau bener nih, adalah orang Indonesia dan melakukan kejahatan teroris di Indonesia pulak.
Inilah keanehan yang keterlaluan ditunjukkan oleh Amerika Serikat. Hambali, yang bagi seluruh rakyat indonesia adalah misteri tidak diperkenankan dibawa ke Indonesia,padahal secara setia, pejabat keamanan Indonesia selalu menyampaikan bahwa dalang teror di Indonesia adalah hambali, selain DR. Azhari. Wajar dong, kalau orang Indonesia pengen sang "penjahat teror" teror dibawa ke Indonesia dan diadili disini.Namun itulah, pejabat keamanan Indonesia tidak bisa berbuat apa-apa.
Efek dari hal ini adalah sangat wajar orang kemudian membenarkan dugaan bahwa sesungguhnya Hambali adalah planted agent alias agen yang ditanam, yang kemudian ditarik kembali oleh induk semangnya setelah menyelesaikan misinya. Apa tugasnya? sebagai planted agent, dia berfungsi untuk bergerak ditengah-tengah gerakan Islam, dan kemudian melakukan edukasi dan provokasi agar melakukan tindakan-tindakan yang nantinya secara general akan membuat jelek citra perjuangan penegakkan Islam. Bukan sekedar berdampak pada citra, hasil lainnya adalah, pihak Amerika semakin menemukan alasan untuk menekan pemerintah untuk agar mengendalikan keberadaan gerakan-gerakan Islam yang ada. Mengendalikan? yup, bisa dengan memata-matai, menangkapi, menembaki, membunuhi dan tindakan-tindakan lain yang dianggap perlu untuk memberangus teroris. Celakanya, pemerintah sekarang terlalu lemah dihadapan Amerika. Bahkan saya menduga Bush adalah kebanggaan dari kepala negara sekarang. Dari sekian banyak pertemuan dengan berbagai kepala negara, SBY hanya memajang fotonya dengan Bush diruang kerjanya. Lah, tau dari mana? dari Intelijen ya? hehehe...kaga Boss, salahin tuh SBY sendiri, ngapain dia ngebolehin kameraman TV swasta ngeshot ruang kerjanya, waktu dia lagi menerima kunjungan anak-anak SD.
Well, kembali kepermasalahan Hambali. Walaupun nanti dia diperbolehkan diperiksa oleh FBI, paling-paling petugas Polri hanya diperbolehkan melakukan pemeriksaan sebagaimana yang dilakukan pada Umar Faruq, yaitu :
a. Kagak ketemu langsung
b. Pertanyaan dititipin doang ama petugas amarika
c. Pertanyaan dengan jawaban kaya anak sekolahan ujian : ya atau tidak
Lah, kaya gini ni, gimana kagak bikin curiga Oom. Well, tentu saja kita sangat berharap Hambali akhirnya bisa diperiksa langsung, bukan di AS tapi di sini, di negerinya, ditempat dimana--kalau bener nih--melakukan kejahatan. Kita tunggu saja, bisa kaga aparat negara yang katanya berdaulat ini bisa melakukan hal tersebut. Atau lagi-lagi berlaku seperti yang lalu,sami'na wa atha'na kepada AS, dan kemudian seiring berjalannya waktu, sang agen yang sudah habis masa edarnya tsb dihilangkan dengan berbagai cara, dibilangin sakit, bunuh diri, atau melarikan diri secara mustahil dari penjara yang setiap meternya diawasi (kaga kaya cipinang lah), seperti agen sebelumnya, Umar Faruq
No comments:
Post a Comment