Tuesday, August 14, 2007

Saatnya Khilafah Memimpin Dunia

HTI-Press - Lebih dari 100 ribu manusia memenuhi Stadion Utama Gelora Bung Karno, Ahad (12/8) dalam rangka menghadiri Konferensi Khilafah Internasional 2007 ‘’Saatnya Khilafah Memimpin Dunia’’ yang diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Mereka berasal dari berbagai penjuru Indonesia dan dunia, dari mulai anak-anak hingga kakek-nenek.


Antusiasme umat Islam ini telah terlihat sejak pukul 03.00 dini hari. Massa mulai memasuki kawasan stadion dari berbagai pintu. Mereka berangkat menggunakan bus dan kendaraan pribadi, bahkan ada yang berjalan kaki. Tidak terlihat kelelahan di wajah-wajah mereka kendati habis melakukan perjalanan jauh. Justru yang terlihat adalah wajah gembira dan ceria untuk bisa mengikuti konferensi khilafah yang terbesar di dunia ini.

Gema takbir pun membahana di dalam stadion ketika acara dimulai. Panas matahari yang menyorot ke bagian barat stadion tak menyurutkan semangat mereka. Bendera al Liwa dan ar Raya terus dikibar-kibarkan. ’’Allahu Akbar’’

Juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia Muhammad Ismail Yusanto, dalam pembukaannya mengingatkan kaum Muslim akan tiga peristiwa penting di bulan suci Rajab. Peristiwa pertama adalah Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW pada 27 Rajab. Kedua, adalah pembebasan Baitul Maqdis pada 27 Rajab tahun 583 hijriah dari kaum Salib. Ketiga, tragedi penghancuran khilafah oleh Inggris pada tanggal 28 Rajab tahun 1342 hijriah atau 3 Maret 1924. Akibat kehancuran khilafah ini, umat Islam terhinakan di semua bidang sampai sekarang.

Oleh karena itu, ia mengajak umat Islam untuk bersatu padu menegakkan kembali syariah Islam dalam naungan Khilafah. ’’Dalam naungan khilafah, kita akan mendapatkan kemuliaan sebagaimana yang pernah dirasakan oleh generasi mukmin sebelum kita,’’ tandas Ismail.

Panas matahari yang semula terik berangsur-angsur meredup. Awan menutupi langit di atas Gelora Bung Karno. Lantunan ayat-ayat Al Quran dibacakan. Takbir terus dikumandangkan.

Sebelum acara pokok, konferensi ini diisi dengan orasi tokoh. KH Abdullah Gymnastiar tampil untuk pertama kali. Dalam kondisinya yang masih sakit, da’i asal Bandung ini menyatakan alasannya mengapa ia datang. Menurutnya, ketika diundang oleh orang kafir saja mau datang, mengapa diundang sesama Muslim tidak?

Dalam orasi singkatnya, tema besar yang diusung oleh Hizbut Tahrir Indonesia yaitu saatnya khilafah memimpin dunia, hendaknya bisa menyadarkan seluruh umat Islam agar berani melakukan pembenahan kepada diri sendiri, sebelum memberikan penilaian kepada orang lain. Karena Islam bukanlah sebuah agama yang hanya membahas teori, tetapi membutuhkan pembuktian.

“Kenapa maksiat yang dikemas begitu baik sangat laku, tetapi kalau Islam yang begitu indah sulit untuk dibeli, padahal Islam itu penuh kasih sayang, Islam itu adil, Islam itu solusi, sehingga Islam butuh manusia yang menjadi bukti, ” jelas da’i yang sering dipanggil Aa Gym ini.

Orasi tokoh lain disampaikan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, Ketua Umum Syarikat Islam KH Amrullah Ahmad, Ketua MUI Sumatera Selatan KH Tholan Abdul Rauf, dan tokoh Nahdiyin dari Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Turmudzi Badhuli. Orator lain yang sebelumnya berjanji untuk hadir yakni Menpora Adyaksa Dault, Amien Rais, dan KH Zainuddin MZ ternyata tidak datang. Adyaksa mengaku sedang sakit perut. Amien Rais ada acara di Solo, sedang Zainuddin berhalangan. Dua orator lainnya yakni Ustadz Abu Bakar Ba’asyir dan Habieb Rizieq Shihab dicekal oleh Mabes Polri.

Din Syamduddin mengatakan khilafah merupakan bentuk yang sudah ada dalam sejarah ajaran Islam. Inti sari ide tersebut sangat baik untuk meningkatkan persatuan umat Islam. Namun, menurutnya, tidak mudah untuk mencapainya. Karena itu ia mengajak uamt Islam untuk bersatu. “Agar khilafah itu terbentuk seluruh umat Islam harus merapat, baik ulama maupun cendikiawan Muslim,’’ katanya.

KH Amrullah Ahmad menegaskan bahwa tidak ada pilihan lain bagi umat Islam sekarang kecuali menengakkan kembali syariah Islam dalam naungan Daulah Khilafah. Ia mengajak umat bangkit kembali memperjuangkannya.

Konferensi ini diselingi oleh parade bedug dan reppling. Delapan ’reppler’ membawa bendera Liwa dan Raya dari atap tribun barat stadion GBK. Mereka meluncur dari ketinggian 80 meter di atas tanah. Mereka kemudian membentuk formasi di tengah lapangan dan kemudian memberikan bendera itu kepada para pembicara di panggung konferensi.

Konferensi ini rencananya menampilkan pembicara Dr Imran Waheed dari HT Inggris, Syeikh Issam Amirah dari HT Palestina, Syeikh Ismail al Wahwah dari HT Australia, Dr Salim Fredrick dari Inggris, Syeikh Usman Ibrahim dari HT Sudan, Prof Hassan Ko Nakata dari Jepang, dan Hafidz Abdurrahman dari HTI. Tiga pembicara tidak bisa hadir. Imran Waheed dan Ismail Wah Wah dideportasi oleh pemerintah Indonesia Jumat (10/8) sesaat setelah menginjakkan kaki di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Imran yang datang bersama istri dan dua anaknya yang masih kecil akhirnya keluar dari Indonesia saat itu juga. Tindakan yang sama dialami oleh Ismail Wah Wah. Tidak ada penjelasan resmi dari pemerintah tentang pencekalan dua pembicara itu.

Imran Waheed dalam orasinya menyatakan Barat saat ini menghadapi krisis peradaban yang parah. Ideologi kapitalisme tak mampu memperbaiki kondisi yang merosot tersebut. Akibatnya, peradaban itu mulai menuju kehancurannya.
Syeikh Ismail Al Wahwah mengatakan dunia saat ini membutuhkan Khilafah. Hanya khilafahlah yang akan mampu mengangkat derajat manusia baik itu Muslim maupun non Muslim. Khilafah sanggup mengembalikan posisi umat Islam sebagai umat terbaik.

Kembalinya khilafah bukan sebuah impian. Syeikh Issam Amirah menjelaskan ayat-ayat Allah menjelasakan dengan gambalang tentang kabar gembira akan datangnya kembali kekhilafahan tersebut. Berita ini dikuatkan pula oleh hadits-hadits Rasulullah SAW. Issam menukil hadits tentang akan datangnya Khilafah ala minhaji nubuwah (khilafah yang mengikuti jalan kenabian).

Tegaknya kembali khilafah pasti akan menggentarkan Barat. Syeikh Usman Ibrahim mengatakan dalam orasinya, ada tiga tantangan dari luar yang paling menonjol pasca teganya khilafah, yakni perang pemikiran dengan seluruh ragamnya, penyesatan, pengaburan, serta pemutarbalikan fakta; negara-negara Barat dan sekutunya akan mengembargo kekhilafahan baik secara ekonomi, politik, dan pemikiran; dan perang fisik. ’’Yang terakhir ini adalah tantangan yang paling berbahaya, paling berat dan paling dahsyat,’’ katanya.

Sementara itu, Prof Hassan Ko Nakata menguraikan tentang peran perjuangan Hizbut Tahrir membangun peradaban Islam ke depan. Menurutnya, HT adalah Islahi-Salafi-Sunni. HT menempati level tertinggi dalam pengajaran Islam.

Nakata menjelaskan, konsep Khilafah sebenarnya konsep universal yang bisa diterima oleh siapa saja termasuk kalangan Kristen, bahkan oleh orang sekuler sekalipun. Inilah yang diperjuangkan oleh HT. Karenanya, kata Nakata, hanya HT yang bisa dikatakan sebagai ’gerakan politik Islam’ yang memperjuangkan terealisasinya khilafah. Khusus untuk Indoneisa, Nakata menilai Indonesia memiliki syarat untuk tegaknya khilafah.

Konferensi terakhir disampaikan oleh Hafidz Abdurrahman (DPP HTI). Ia menguraikan apa yang dilakukan oleh HTI dalam rangka memperjuangkan tegaknya Khilafah. Aktivitas HTI adalah intelektual dan politik. Menurutnya, aktivitas ini tidak bisa dilakukan sendiri tapi butuh dukungan umat secara keseluruhan. Karena itu, HTI akan senantiasa bersama umat dan berada di tengah-tengah umat.

Sebelum ditutup, acara konferensi diselingi aksi teatrikal 400 siswa SMA yang menggambarkan kondisi umat Islam saat ini dan bagaimana nanti Khilafah akan menyatukan negeri-negeri Islam yang terpecah belah. Aksi selama 20 menit ini mendapat perhatian dari peserta konferensi.

Acara konferensi diakhiri dengan refleksi oleh Ustad Jamil Az Zaini dan Ustad Arifin Ilham. Suasana haru menyelimuti GBK. Tetes air mata membasahi pipi. Dan akhirnya acara berakhir dengan tertib dan damai. SAATNYA KHILAFAH MEMIMPIN DUNIA!!! [mujiyanto]

No comments: