Entah apa yang bikin para aparat bersenjata sering jumawa kalau berhadapan dengan massa sipil, apa karena seragamnya, apa karena megang bedil, apa karena latihannya yang berat atau kenapa ya? Yang pasti bukan karena gajinya yang sedeng-sedeng aja--walaupun banyak perwira yang punya kendaraan beroda 4 lebih dari, entah duit darimana--karena banyak kalangan gajinya yang juga sedeng-sedeng aja kaga ada suka belagu, kayak saya misalnya, hehehehe.
Yang pasti juga bukan karena genetika, karena tidak ada pasangan asam basa DNA yang berkombinasi dari T-N-I atau P-O-L-I-S-I, yang ada juga A-G-U-T. Entah darimana, tapi yang jelas sikap jumawa ini telah berujung kepada berbagai prestasi kelam. Sebut aja misalnya kasus pembunuhan rakyat di Tanjung Priok, di Lampung, di Aceh, pembunuhan mahasiswa sampai terakhir pembunuhan rakyat sipil di Solok dan Pasuruan.
Kejumawaan ini bahkan sepertinya menjadi karakter hidup. Jangan pernah coba-coba menghalangi jalan aparat ini di Jalan raya--sengaja maupun tidak--kalau kaga mau didamprat atau bahkan dihajar. Atau coba saja bikin ribut sama satu orang anggota mereka, siap-siap saja malamnya satu truk gerombolan mereka akan menghajar anda!
Emang masih ada kali ya aparat yang gak seperti itu--yang gak suka petantang-petenteng, yang kalau naek kreta bayar tiket--tapi itu kan cuma oknum! :P
Ayo dong pak aparat, jangan suka gitu ama rakyat kecil dan massa sipil lainnya. Kan anda sering didoktrin bahwa TNI itu dari rakyat dan untuk rakyat, sementara kalau Polisi sering berdoktrin to protect and to serve.
Takutlah sama Allah, takutlah nanti ketika dihisab oleh Allah, sikap zhalim dan aniaya akan dibalas dengan siksa yang pedih. Na'udzubillah min dzalik
No comments:
Post a Comment