Apa yang sebenarnya diinginkan rakyat? Terpenuhinya kebutuhan hidup sehari-hari, demikian orang nomor saru di negeri ini--SBY--menyimpulkan (http://www.detiknews.com/indexfr.php?url=http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/05/tgl/21/time/181607/idnews/783000/idkanal/10). Tetapi--lanjutnya--untuk bisa memenuhi hal tersebut sangat berat dan butuh kerja keras bersama.
Tidak salah lagi, terpenuhinya kebutuhan sehari-hari adalah salah satu keinginan paling dasar dari rakyat. Bisa beli beras, minyak goreng (yg lagi mahal bgt), BBM, lauk pauk dan sejenisnya adalah hal-hal yang diharapkan rakyat dapat mereka peroleh secara mudah murah, tanpa harus antri.
Tapi, apa bener cuman itu yang diinginkan rakyat? yang bener ajah boss! Rakyat juga pengen ketika mereka nyekolahin anaknya , anaknya sekolah ditempat yang layak, kagak usah pakai bayar segala, kagak kayak sekarang, masuk TK aja kudu bayar 1 juta perak! yang bener aja nyong! TK yang kerjanya maen prosotan ama nyanyi aja mesti bayar jutaan begitu, gimana masuk kuliahan?
Rakyat juga pengen ketika terpaksa ke rumah sakit mereka mendapat pelayanan yang layak dan murah.
Dan asal tau aja, rakyat juga pengen mendapat kondisi yang aman, kagak kayak sekarang maling, rampok, begal dan sejenisnya rebutan nongol dimana-mana.
Bisa dikatakan SBY dan tandemnya JK, gak berkutik untuk masalah memenuhi hajat rakyat banyak. Angka kemiskinan di saat mereka berkuasa malah bertambah, sebagaimana semakin bertambahnya angka pengangguran.
Memang tidak gampang, cuma mestinya kalau SBY-JK mau mereka bisa menyelesaikan masalah pemenuhan kebutuhan rakyat. Syaratnya, SBY-JK harus tobat dari menggunakan sistem yang berasal dari kapitalisme-liberalisme dan kemudian menjadikan sistem Islam sebagai landasan pengaturan negara. Dengan menghentikan mensupport diri dari sistem batil bin jahiliyah ini, bi idznillah, kehidupan rakyat akan lebih baik.
Menghentikan memakai sistem kapitalisme-liberalisme akan menimbulkan konsekwensi :
a. Semua sumber daya alam yang sifatnya melimpah (i.e sumber-sumber air, gas, Minyak Bumi, Logam-logaman, mineral2 dll) menjadi milik umum, dan tidak diperbolehkan seorangpun mendominasi eksploitasinya. Negara dalam hal ini bisa menjadi pengelola (bukan pemilik), dimana hasil kelolaannya nanti dikembalikan kepada rakyat banyak banyak dalam bentuk penyediaan sarana dan fasilitasi kesehatan, pendidikan dan keamanan secara gratis.
b. Tidak boleh ada lagi praktek-praktek ekonomi non riil dan ribawi seperti bursa saham, bursa komoditas, perdagangan uang, transaksi berbasis bunga, deposito dsb. Semua investasi mesti diarahkan kepada sektor riil, yang berpotensi membuka lapangan kerja
c. Negara bertanggung jawab menjamin mekanisme pemenuhan kebutuhan tiap individu untuk urusan pangan, papan, dan sandang. Mekanisme ini dimulai dengan keharusan tiap laki-laki, baik yang udah merid atau yang masih jomblo yang penting dah dewasa, untuk bekerja. Jika kagak ada kemampuan buat bekerja tanggung jawab ini beralih kepada keluarga terdekat dan ahli warisnya. Jika ternyata keluarganya juga blangsa, tanggung jawabnya beralih kepada negara.
Ini belum apa-apa, masih banyak konsekwensi yang mencerahkan kehidupan ketika kapitalisme-liebralisme ditinggalkan dan kemudian dipakai Islam sebagai landasan pengaturan negara.
Nah, sekarang tinggal kemauan dan keimanan SBY-JK
No comments:
Post a Comment